Sebelum
membahas tentang pendidikan lebih lanjut, alangkah baiknya mengetahui arti
pendidikan. pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan
kepribadian, kemampuan atau keahlian dalam kesatuan organis harmonis dinamis,
di dalam ataupun di luar sekolah dan berlansung seumur hidup (Rukiyati dkk,
2008: 132).
Dalam
keadaan Indonesia saat ini, sikap dan perilaku masyarakat dan bangsa Indonesia
sekarang cenderung mengabaikan nilai-nilai luhur yang sudah lama dijunjung
tinggi dan mengakar dalam sikap dan perilaku sehari-hari. Nilai-nilai mulia,
seperti kejujuran, kesantunan, kebersamaan, dan religius, sedikit demi sedikit
mulai tergerus oleh budaya asing yang cenderung hedonistik, materialistik, dan
individualistik, sehingga nilai-nilai karakter tersebut tidak lagi dianggap
penting jika bertentangan dengan tujuan yang ingin diperoleh (Marzuki).
Keadaaan
masyarakat Indonesia yang sekarang berbeda dengan kondisi yang dulu. Masyarakat
Indonesia yang dulu dikenal keramahannya, sopan-santunnya oleh masyarakat
dunia. Namun sekarang ,kebanyakan masyarakat Indonesia sikapnya mengalami
pergeseran. Pergeseran sikap tersebut terjadi pada berbagai lapisan masyarakat,
baik golongan atas sampai golongan bawah. Banyak terungkap perbuatan-perbuatan
amoral, asusila, dsb.
Dalam
hal tersebut pendidikan berperan penting dalam memperbaiki keadaan masyarakat
Indosesia saat ini. Karena tujuan pendidikan salah satunya adalah membantu
pesertadidiknya menjadi orang yang benar, baik dalam nilai-nilai yang dapat memperkokoh martabat manusia serta
mengembangkan kebaikan individu dan masyarakat martabat manusia serta mengembangkan
kebaikan individu dan masyarakat (Rukiyati dkk, 2008: 138). Maka isu yang
timbul adalah dengan diterapkan pada pendidikan karakter yang penekannya pada
karakter atau moral.
Pendidikan Karakter
Pengertian pendidikan karakter adalah
suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi
komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan
nilai-nilai tersebut. karakter mengacu
kepada serangkaian sikap, perilaku, motivasi, dan keterampilan (skills). makna seperti ini berarti karakter identik dengan kepribadian
atau akhlak (Syahroni).
karakter menurut Lickona (Marzuki)
mengandung tiga unsur pokok, yaitu mengetahui kebaikan (knowing the good), mencintai kebaikan (desiring the good), dan melakukan kebaikan (doing the good) .Jika melihat pendapat dari Lickona untuk
menumbuhkan karakter mempunyai tiga unsur, pendapatnya menjelaskan alur untuk
berbuat kebaikan, jika orang yang ingin berbuat baik berarti harus memahami kebaikan itu dan mencintai kebaikan
terlebih. Pendapatnya juga dapat men menjadi alternatif untuk mengatasi
degradasi moral. Pemerintah Indonesiapun, melalui Kementerian Pendidikan
Nasional, mencanangkan pendidikan karakter bangsa mulai tahun 2010 dengan
bertitik tolak pada empat nilai utama, yaitu kejujuran (jujur), ketangguhan
(tangguh), kepedulian (peduli), dan kecerdasan (Marzuki).
Pendidikan Agama
Dalam agama terdapat pedoman kehidupan
yang mengatur seluruh manusia untuk mencapai kebahagiaan di dunia ataupun di
akherat kelak. Pedoman tersebut untuk membimbing manusia ke jalan yang benar.
Penulis akan sekilas membahas mengenai pendidikan agama islam. Prdilhada agama
Islam terdapat perintah untuk menuntut dari mulai manusia itu dilahirkan sampai
dengan habis masa hidup di dunianya. Ilmu yang wajib dipelajari islam yaitu ada
tiga,
1.
Ilmu Tauhid
2.
Ilmu Fiqih
3.
Ilmu Akhlaq
Ilmu
Tauhid adalah Ilmu yang mempelajari keasaan Allah, kebesaran Allah agar manusia
dapat menambah keimanan serta ketaqwaan. senantiasa sadar diri bahwa manusia
itu tidak ada apa-apanua di dunia ini. pembagian tauhid terbagi menjadi
beberapa. 1) Tauhid Rubudiyah adalah
keyakinan yang kuat bahwasannya Allah adalah Rabb segala sesuatu dan tidak tandingan, tidak da sekuu bagi-Nya. 2)
Tauhid Uluhiyah adalah keyakinan yang
kuat bahwa Allahlah yang patut untuk disembah dan tidak yang patut disembah
selainnya. 3) Tauhid asma wa shiffat
adalah keyakinan yang mendalam bahwasannya Allah SWT disifati dengan
sifat-sifat yang sempurna, dan terhindar dari ketidak sempurnaan ( Muhammad
Radian dkk, 2012: 25-27).
Ilmu fiqih Ilmu yang mempelajari
hukum-hukum syar’i yang berkenaan dengan amal yang diambil dari dalil-dalil
yang rinci (Al-Qur’an dan Assunnah).
Dalam pembahasannya kajian ilmu Fiqih dikelompokkan dalam beberapa kelompok besar, yaitu 1) Hukum
yang berkaitan dengan penyembahan secara khusus kepada Allah, contohnya:
shalat, puasa,dll. Ini disebut dengan ibadah. 2) Hukum yang berkaitan dengan
kehidupan keluarga seperti, pernikahan, perceraian, warisan. Ini disebut dengan
Al Ahwal Asy Syakshiyah. 3) Hukum
yang berkaitan dengan mata pencaharian seorang manusia, interaksi ekonomi
sesama mereka, qadha dalam
perselisihan di antara mereka. Ini disebut dengan muamalat. 4) Hukum yang mengatur hubungan antara seorang pemimpin
dan rakyatnya, hak dan kewajiban seorang pemimpin atau seorang rakyat, penataan
negara Islam. Ini disebut dengan Al Ahkam
As Sultaniyah atau As Siyasah Asy Syar’yah. 5) Hukum yang mengatur hukuman
atas seorang yang bersalah, penjagaan stabilitas internal dalam masyarakat. Ini
disebut dengan Al Uqubat atau hukum
pidana. 6) Hukum yang mengatur hubungan antar negara, negara Islam dan bukan
Islam, hukum perang dan damai. Dalam istilah saat ini disebut dengan Hubungan
Internasional.
Secara singkat ilmu fiqih mengenai ibadah makhdoh ( ibadah yang berhubungan
langsung dengan Allah SWT contohnya solat, puasa, zakat, haji, dll) dan ibadah ghoiru makhdoh (amalan yang titik
tolaknya untuk mencari keridhoan Allah SWT, seperti jual beli, nikah, waris,
dll).
Ilmu Akhlak
Ilmu akhlak adalah ilmu yang
mengatur tingkah laku manusia agar kehidupan menjadi rukun, harmonis
terorganisir yang mengarahkan manusia pada kebenaran sejati karena yang menjdai
pedomannya adalah Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Mukhammad SAW. pokok dari pendidikan akhlak ini agar
manusia dapat membedakan perkara yang haq
(benar) dan batil.
Ruang lingkup akhlak dalam islam
ternadi menjadi Akhlak pada kepada Allah dan akhlak kepada sesama ciptaanNya.
Akhlak terhadap sesame diatur lagi sebagai berikut, 1) akhlak terhadap terhadap
diri sendiri (sabar, jujur, bherani, hati nurani, percaya diri, ulet, tekun,
rendah hati dsb). 2) akhlak kepada lingkungan keluarga 3) Akhlak di
tengah-tengah masyarakat 4) akhlak terhadap lingkungan. Jika orang tidak
mematuhi menerapkan pendidikan akhlak maka akan terjadi berbagai kerusakan
contohnya banjir, longsor, akibat tidak adanya akhlak yang baik kepada
lingkungan.
Studi Komparasi
Pendidikan karakter seolah dianggap
sebagai suatu konsep pendidikan yang baru. Sebenarnya konsep ini sudah ada
sejak dulu. Moh. Hatta dalam bukunya yang membahas mengenai pendidikan
karakter. Jika dilihat dari dunia barat pendidikan karakter mulai dikenal pada
tahun 1900. Jika digali lagi pendidikan karekter merupakan sebagian kecil dari
ajaran agama Islam. Dalam agama islam terdapat ilmu akhlak yang bisa disamakan
dengan pendidikan karakter saat ini. namun yang membedakannya adalah tolak
ukurnyta. Pendidikan karakter lebih cenderung pada adat-istiadat budaya lokal
masyarakatnya, atau berdasarkan landasan negara. Sedangkan pendidikan akhlak
yang terdapat dalam Agama Islam, ukurannya adalah Al-Qur’an dan assunnah. Dalam hal yang mempunyai
kedudukan tinggi adalah Al-Qur’an dan assunnah
yang bersumber dari firman Allah dan perilaku Rasulullah. Karena sesungguhnya
Allah yang maha mengatur kehidupan ini. Jika bertolak paada adat istiadat,
belum tentu kebudayaan tersebut baik untuk masyarakat lainnya, karena setiap
masyarakat mempunyai ukuran kebaikan yang berbeda sesuai dengan nilai-nilai
yang terdapat pada masyarakat tersebut. sedangkan Al-Qur’an dan assunah adalah kebenaran yang mutlak, bagi
yang melanggarnya pasti akan merugi. Misalnya mengenai larangan meminum khamr/arak/minuman keras, dalam segi
kesehatan arak tidak baik untuk kesehatan karena dapat merusak/menghambat
syaraf kesadaran manusia, dan merusak fungsi organ lainnya, sehingga orang yang
meminumnya tidak dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Selanjutnya pendidikan karakter
hanya mencangkup tatacara berprilaku di mana dalam pendidikan akhlakpun hal tersebut
dibahas. Bahkan dalam Islam lebih rinci, contohnya saja larangan mengganggu
ketentraman hewan tersebut, bahkan hewan dapat mati atau malah menyerang pelaku
tersebut.
Dalam Pendidikan Agama Islam dibahas secara
menyeluruh, bahkan dalam ketatanegaraan, jual beli, pernikahan,, hak waris,
peminjama/hutang-piutang, bersuci, mandi, dan masih banyak lagi bahkan cara
memotong kukupun diatur dalam agama Islam.
Pendidikan karekter lebih menakankan
pada moral saja, sehingga hal ini berpeluang untk memisahkan agama dengan dunia. Karena hal yang ditekankan
pendidikan karekter lebih ketapada tatacara hidup yang baik. Sedangkan pada
Agama Islam lebih sempurna menyeimbangkan kehidupan dunia dan kehidupan akherat
kelak.
Jika dari konsep pendidikan karakter,
pendidikan karakter dapat menjadi solusi degrasi moral saat ini. begitupun Pendidikan
Agama Islam. Dalam hal ini pendidikan agama islam jauh lebih sempurna karena
ajarannya berasal dari langit. Namun kebanyakan paradigma masyarakat lebih
menyukai hal-hal yang sifatnya dari budaya luar. Walaupun Agama Islam berasal
dari luar tapi hakekatnya Islam ditujukan bagi penduduk bumi bahkan semua
mahluk Allah. Paradigma yang lebih menganggungkan hal yang berasal dari luar tersebut
dapat menghalangi kebesaran Agama Islam. Karena dengan hal itu mereka tidak mau
menggali nilai-nilai yang terdapat dalam Agama Islam. Sebenarnya jika hal ini
digali terdapat hal-ha. jl yang amat mengagumkan.
Pendidikan ibarat obat bagi orang
yang sakit, dan masyarakat diumpamakan sebagai orang yang sakit serta degradasi
moral adalah penyakitnya. Jika orang sakit itu sudah diketahui mengidap sakit
apa, dan obatnyapun sudah ditemukan. Jika orang sakit tersebut tidak meminum
obat, sedangkan obat tersebut tepat ada di dekatnya. Maka bisa dipastikan
kemungkinan untuk sembuh sangat kecil. Begitulah analogi degrasi moral
(penyakit) dan pendidikan karakter atau Pendidikan Agama Islam (obat). Berarti
kuncinya terletak pada motivasi untuk menjadi lebih baik.
Sumber
referensi
Muhammad Radian, dkk. 2012. Buku Panduan Tutoriaal PAI Universitas Negeri Yogyakarta.Yogyakarta
: Tim Tutorial Pendidikan Agama Islam 2012.
Rukiyati dkk. 2008. Pendidikan
Pancasila Buku Pegangan Kuliah. Yogyakarta: UNY Press.
Marzuki. 2010. “Konsep Dasar
Pendidikan Karakter.” Jurnal Pendidikan
, No. 1, 1-13.
Syahroni.
2009. “Konsep Pendidikan Karakter.” Jurnal
Pendidikan, No. 1, 1-7.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar