Sabtu, 11 Oktober 2014

Komparasi pendidikan karakter dan Pendidikan Agama Islam



Sebelum membahas tentang pendidikan lebih lanjut, alangkah baiknya mengetahui arti pendidikan. pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian, kemampuan atau keahlian dalam kesatuan organis harmonis dinamis, di dalam ataupun di luar sekolah dan berlansung seumur hidup (Rukiyati dkk, 2008: 132).
Dalam keadaan Indonesia saat ini, sikap dan perilaku masyarakat dan bangsa Indonesia sekarang cenderung mengabaikan nilai-nilai luhur yang sudah lama dijunjung tinggi dan mengakar dalam sikap dan perilaku sehari-hari. Nilai-nilai mulia, seperti kejujuran, kesantunan, kebersamaan, dan religius, sedikit demi sedikit mulai tergerus oleh budaya asing yang cenderung hedonistik, materialistik, dan individualistik, sehingga nilai-nilai karakter tersebut tidak lagi dianggap penting jika bertentangan dengan tujuan yang ingin diperoleh (Marzuki).
Keadaaan masyarakat Indonesia yang sekarang berbeda dengan kondisi yang dulu. Masyarakat Indonesia yang dulu dikenal keramahannya, sopan-santunnya oleh masyarakat dunia. Namun sekarang ,kebanyakan masyarakat Indonesia sikapnya mengalami pergeseran. Pergeseran sikap tersebut terjadi pada berbagai lapisan masyarakat, baik golongan atas sampai golongan bawah. Banyak terungkap perbuatan-perbuatan amoral, asusila, dsb.
Dalam hal tersebut pendidikan berperan penting dalam memperbaiki keadaan masyarakat Indosesia saat ini. Karena tujuan pendidikan salah satunya adalah membantu pesertadidiknya menjadi orang  yang  benar, baik dalam nilai-nilai  yang dapat memperkokoh martabat manusia serta mengembangkan kebaikan individu dan masyarakat martabat manusia serta mengembangkan kebaikan individu dan masyarakat (Rukiyati dkk, 2008: 138). Maka isu yang timbul adalah dengan diterapkan pada pendidikan karakter yang penekannya pada karakter atau moral.
Pendidikan Karakter
Pengertian pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut.  karakter mengacu kepada serangkaian sikap, perilaku, motivasi, dan  keterampilan (skills). makna seperti ini berarti karakter identik dengan kepribadian atau akhlak (Syahroni).
karakter menurut Lickona (Marzuki) mengandung tiga unsur pokok, yaitu mengetahui kebaikan (knowing the good), mencintai kebaikan (desiring the good), dan melakukan kebaikan (doing the good) .Jika melihat pendapat dari Lickona untuk menumbuhkan karakter mempunyai tiga unsur, pendapatnya menjelaskan alur untuk berbuat kebaikan, jika orang yang ingin berbuat baik berarti harus  memahami kebaikan itu dan mencintai kebaikan terlebih. Pendapatnya juga dapat men menjadi alternatif untuk mengatasi degradasi moral. Pemerintah Indonesiapun, melalui Kementerian Pendidikan Nasional, mencanangkan pendidikan karakter bangsa mulai tahun 2010 dengan bertitik tolak pada empat nilai utama, yaitu kejujuran (jujur), ketangguhan (tangguh), kepedulian (peduli), dan kecerdasan (Marzuki).
Pendidikan Agama
Dalam agama terdapat pedoman kehidupan yang mengatur seluruh manusia untuk mencapai kebahagiaan di dunia ataupun di akherat kelak. Pedoman tersebut untuk membimbing manusia ke jalan yang benar. Penulis akan sekilas membahas mengenai pendidikan agama islam. Prdilhada agama Islam terdapat perintah untuk menuntut dari mulai manusia itu dilahirkan sampai dengan habis masa hidup di dunianya. Ilmu yang wajib dipelajari islam yaitu ada tiga,
1.              Ilmu Tauhid
2.              Ilmu Fiqih
3.              Ilmu Akhlaq
Ilmu Tauhid adalah Ilmu yang mempelajari keasaan Allah, kebesaran Allah agar manusia dapat menambah keimanan serta ketaqwaan. senantiasa sadar diri bahwa manusia itu tidak ada apa-apanua di dunia ini. pembagian tauhid terbagi menjadi beberapa. 1) Tauhid Rubudiyah adalah keyakinan yang kuat bahwasannya Allah adalah Rabb segala sesuatu dan tidak tandingan, tidak da sekuu bagi-Nya. 2) Tauhid Uluhiyah adalah keyakinan yang kuat bahwa Allahlah yang patut untuk disembah dan tidak yang patut disembah selainnya. 3) Tauhid asma wa shiffat adalah keyakinan yang mendalam bahwasannya Allah SWT disifati dengan sifat-sifat yang sempurna, dan terhindar dari ketidak sempurnaan ( Muhammad Radian dkk, 2012: 25-27).
Ilmu fiqih Ilmu yang mempelajari hukum-hukum syar’i yang berkenaan dengan amal yang diambil dari dalil-dalil yang rinci (Al-Qur’an dan Assunnah).  Dalam pembahasannya kajian ilmu Fiqih dikelompokkan dalam beberapa kelompok besar, yaitu 1) Hukum yang berkaitan dengan penyembahan secara khusus kepada Allah, contohnya: shalat, puasa,dll. Ini disebut dengan ibadah. 2) Hukum yang berkaitan dengan kehidupan keluarga seperti, pernikahan, perceraian, warisan. Ini disebut dengan Al Ahwal Asy Syakshiyah. 3) Hukum yang berkaitan dengan mata pencaharian seorang manusia, interaksi ekonomi sesama mereka, qadha dalam perselisihan di antara mereka. Ini disebut dengan muamalat. 4) Hukum yang mengatur hubungan antara seorang pemimpin dan rakyatnya, hak dan kewajiban seorang pemimpin atau seorang rakyat, penataan negara Islam. Ini disebut dengan Al Ahkam As Sultaniyah atau As Siyasah Asy Syar’yah. 5) Hukum yang mengatur hukuman atas seorang yang bersalah, penjagaan stabilitas internal dalam masyarakat. Ini disebut dengan Al Uqubat atau hukum pidana. 6) Hukum yang mengatur hubungan antar negara, negara Islam dan bukan Islam, hukum perang dan damai. Dalam istilah saat ini disebut dengan Hubungan Internasional.
Secara singkat ilmu fiqih mengenai ibadah makhdoh ( ibadah yang berhubungan langsung dengan Allah SWT contohnya solat, puasa, zakat, haji, dll) dan ibadah ghoiru makhdoh (amalan yang titik tolaknya untuk mencari keridhoan Allah SWT, seperti jual beli, nikah, waris, dll).
Ilmu Akhlak
Ilmu akhlak adalah ilmu yang mengatur tingkah laku manusia agar kehidupan menjadi rukun, harmonis terorganisir yang mengarahkan manusia pada kebenaran sejati karena yang menjdai pedomannya adalah Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Mukhammad  SAW. pokok dari pendidikan akhlak ini agar manusia dapat membedakan perkara yang haq (benar) dan batil.
Ruang lingkup akhlak dalam islam ternadi menjadi Akhlak pada kepada Allah dan akhlak kepada sesama ciptaanNya. Akhlak terhadap sesame diatur lagi sebagai berikut, 1) akhlak terhadap terhadap diri sendiri (sabar, jujur, bherani, hati nurani, percaya diri, ulet, tekun, rendah hati dsb). 2) akhlak kepada lingkungan keluarga 3) Akhlak di tengah-tengah masyarakat 4) akhlak terhadap lingkungan. Jika orang tidak mematuhi menerapkan pendidikan akhlak maka akan terjadi berbagai kerusakan contohnya banjir, longsor, akibat tidak adanya akhlak yang baik kepada lingkungan.
Studi Komparasi
Pendidikan karakter seolah dianggap sebagai suatu konsep pendidikan yang baru. Sebenarnya konsep ini sudah ada sejak dulu. Moh. Hatta dalam bukunya yang membahas mengenai pendidikan karakter. Jika dilihat dari dunia barat pendidikan karakter mulai dikenal pada tahun 1900. Jika digali lagi pendidikan karekter merupakan sebagian kecil dari ajaran agama Islam. Dalam agama islam terdapat ilmu akhlak yang bisa disamakan dengan pendidikan karakter saat ini. namun yang membedakannya adalah tolak ukurnyta. Pendidikan karakter lebih cenderung pada adat-istiadat budaya lokal masyarakatnya, atau berdasarkan landasan negara. Sedangkan pendidikan akhlak yang terdapat dalam Agama Islam, ukurannya adalah Al-Qur’an dan assunnah. Dalam hal yang mempunyai kedudukan tinggi adalah Al-Qur’an dan assunnah yang bersumber dari firman Allah dan perilaku Rasulullah. Karena sesungguhnya Allah yang maha mengatur kehidupan ini. Jika bertolak paada adat istiadat, belum tentu kebudayaan tersebut baik untuk masyarakat lainnya, karena setiap masyarakat mempunyai ukuran kebaikan yang berbeda sesuai dengan nilai-nilai yang terdapat pada masyarakat tersebut. sedangkan Al-Qur’an dan assunah adalah kebenaran yang mutlak, bagi yang melanggarnya pasti akan merugi. Misalnya mengenai larangan meminum khamr/arak/minuman keras, dalam segi kesehatan arak tidak baik untuk kesehatan karena dapat merusak/menghambat syaraf kesadaran manusia, dan merusak fungsi organ lainnya, sehingga orang yang meminumnya tidak dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Selanjutnya pendidikan karakter hanya mencangkup tatacara berprilaku di mana dalam pendidikan akhlakpun hal tersebut dibahas. Bahkan dalam Islam lebih rinci, contohnya saja larangan mengganggu ketentraman hewan tersebut, bahkan hewan dapat mati atau malah menyerang pelaku tersebut.
Dalam Pendidikan Agama Islam dibahas secara menyeluruh, bahkan dalam ketatanegaraan, jual beli, pernikahan,, hak waris, peminjama/hutang-piutang, bersuci, mandi, dan masih banyak lagi bahkan cara memotong kukupun diatur dalam agama Islam.
Pendidikan karekter lebih menakankan pada moral saja, sehingga hal ini berpeluang untk memisahkan agama  dengan dunia. Karena hal yang ditekankan pendidikan karekter lebih ketapada tatacara hidup yang baik. Sedangkan pada Agama Islam lebih sempurna menyeimbangkan kehidupan dunia dan kehidupan akherat kelak.
Jika dari konsep pendidikan karakter, pendidikan karakter dapat menjadi solusi degrasi moral saat ini. begitupun Pendidikan Agama Islam. Dalam hal ini pendidikan agama islam jauh lebih sempurna karena ajarannya berasal dari langit. Namun kebanyakan paradigma masyarakat lebih menyukai hal-hal yang sifatnya dari budaya luar. Walaupun Agama Islam berasal dari luar tapi hakekatnya Islam ditujukan bagi penduduk bumi bahkan semua mahluk Allah. Paradigma yang lebih menganggungkan hal yang berasal dari luar tersebut dapat menghalangi kebesaran Agama Islam. Karena dengan hal itu mereka tidak mau menggali nilai-nilai yang terdapat dalam Agama Islam. Sebenarnya jika hal ini digali terdapat hal-ha. jl yang amat mengagumkan.
Pendidikan ibarat obat bagi orang yang sakit, dan masyarakat diumpamakan sebagai orang yang sakit serta degradasi moral adalah penyakitnya. Jika orang sakit itu sudah diketahui mengidap sakit apa, dan obatnyapun sudah ditemukan. Jika orang sakit tersebut tidak meminum obat, sedangkan obat tersebut tepat ada di dekatnya. Maka bisa dipastikan kemungkinan untuk sembuh sangat kecil. Begitulah analogi degrasi moral (penyakit) dan pendidikan karakter atau Pendidikan Agama Islam (obat). Berarti kuncinya terletak pada motivasi untuk menjadi lebih baik.

Sumber referensi
Muhammad Radian, dkk. 2012. Buku Panduan Tutoriaal PAI Universitas Negeri Yogyakarta.Yogyakarta : Tim Tutorial Pendidikan Agama Islam 2012.
Rukiyati dkk. 2008. Pendidikan Pancasila Buku Pegangan Kuliah. Yogyakarta: UNY Press.
Marzuki. 2010. “Konsep Dasar Pendidikan Karakter.” Jurnal Pendidikan , No. 1, 1-13.
Syahroni. 2009. “Konsep Pendidikan Karakter.” Jurnal Pendidikan, No. 1, 1-7.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar