Minggu, 02 Juni 2013

TUAGS IKS

Problematika yang terjadi dalam masayarakat saat ini adalah kemiskinan, krisis moral, jauhnya masyarakat dari pehaman agama, ketergantungan,budaya instan, keterbelakangan, kebodohan, ketidakmampuan memfilter budaya asing yang negatif akibat dampak dari globalisasi dan sebagainya. Masalah-masalah tersebut semuanya saling berkaitan, misalnya saja kemiskinan disebabkan oleh faktor kebodohan, kebodohan sebabkan oleh keterbelakangan. Kemiskinan terjadi salahsatu alasannya karena kurangnya kecakapan hidup, pengetahuam/ keterampilan masyarakat dalam mengolah SDA (Sumber Daya Alam) masih kurang. Faktor yang spiritual sangat mempengaruhi masalah-masalah yang terjadi saat ini. Jika setiap individu dapat memahami agamanya dengan baik tidak mustahil masyarakat tersebut akan menjadi masyarakat yang besar, karena dalam semua agama terdapat semua ilmu-ilmu yang mengatur kehidupan manusia baik di dunia serta kehiupan akherat nanti. Dalam kandungan agama sangat luar biasa bahkan kata-kata inipun dirasa kurang untuk mengungkapkanya. Dalam tulisan ini penulis akan mengulas sedikit mengenai agama Islam. Berbagai ilmu yang terkangdung dalam kitab Al-Qur’an (pedoman bagi orang yang beragama islam). Jadi kunci dalam menghadapi masalah-masalah sosial adalah dengan memahami agama sebaik-baiknya, serta taat untuk mencapai kesejahteraan sosial ataupun generasi robani (genarasi yang maju). Sebelum beranjaknya dalam masyarakat alangkah baiknya menyoriti masalah pendidikan pada tingkatan Perguruan Tinggi, kenapa yang dibahas adalah pendidikan? Karena pada hakikatnya mereka diharapkan oleh masyarakat untuk membawa perubahan, iron stock (genari penurus), selain itu mahasiswa sebagai kontrol sosial. Tetapi apa yang akan terjadi jika sebagian besar mahasiswa tidak mampu melakukan hal di atas, pasti jawabannya akan menimbulkan kekecewaan pada masyarakat. Untuk itu mahasiswa harus dilatih berorganisasi sejak awal masuk kuliah selain kegiatan di dalam kelas (akademik), tujuannya agar dapat berinteraksi dengan masyarakat serta menjadi solusi (problem solving). Berorganisasipun harus memilih organisasi yang baik, dalam arti membwa dampak positif. Contohnya pada Fakultas Ilmpu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta (FIP UNY) terdapat Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas Keluarga Muslim Ilmu Pendidikan (UKMF KMIP). KMIP dikelola oleh mahasiswa-mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan UNY, di dalam KMIP terdapat komponen/badan/bidang yang berbeda-beda semuanya saling berasosiasi serta mempunyai peran tersendiri, bidang tersebut yaitu: 1. Badan Pelayanan Umat (BPU) Memawadahi dan mengembangkan potensi mahasiswa FIP dari sisi dinniyah (agama), tsaqofiyah (wawasan/pengetahuan), maupun fanniyah/keterampilan (M. Iqbal, 2012). BPU mempunyai tugas melayani umat dalam arti BPU diamanahkan untuk mengelola kebutuhan yang berkaitan dengan keperluan umat, misalnya sendiri mengurus Mushola Al-Qolam agar orang yang beribadah menjadi nyaman. Selain itu BPU bertugas mengadakan kajian rutin Senin, dan Kamis yang sifatnya memenuhi kebuuhan spiritual/rohani. Tantangan yang dihadapi BPU ada pada mahasiswa yang merasa alergi/mengasingakan diri jika mendengar KMIP ataupun kegiatan yang bernuansa islami padahal agama mereka adalah Islam, ini merupakan krisis yang terjadi pada lingkungan FIP UNY. Untuk itu BPU berusaha menjawab tantangan tersebut dengan agenda-agendanya. 2. Badan Pengembangan Insan (BPI) BPI beperan dalam kaderisasi BPI juga dapat diasumsikan sebagai Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM), BPI sendiri merupakan jantung bagi KMIP, jika diadakan pergantian pengurus maka BPI yang berperan menangani ini. Selain itu mengadakan kajian rutin pengurus, membuat agenda, serta meningkatkan keilmuan. 3. PEPSI (Pengembangan Apresiasi dan Seni) PEPSI lebih condong kreativitas yang sifanya religius sesuai dengan aqidah-aqidah Islam. Contohnya MTQ, nasyid, dan sebagainya. Dengan kata lain PEPSI berdakwah melalui seni, karena pada umumnya menyukai seni. Sehingga KMIP memanfaatkan kecintaan mahasiswa terhadap seni untuk berdakwah dengan menyisipka nilai-nilai islami yang diharapkan mahsiswa-mahasiswa tersebut terpengaruh dan dapat membawa perubahan terhadap islam, yang nantinya akan berdampak pada kesejahteraan sosial atau masyarakat. 4. Aktualisasi Media komunikasi (AMK) Di AMK ini, kawan-kawan mahasiswa dapat belajar menulis, design, dan sebagainya. AMK berperan dalam mengelola media yang mengenalkan UKMF KMIP, memahami serta mendalaminya. Media yang dikelola yaitu buletin, website KMIP, ataupun mading. Tentu pelaku tersebut mempunyai pemikiran yang kuat, baik penulis buletin ataupun lainnya. AMK berdakwah melalui media atau mempengaruhi seseorang lewat tulisan-tulisan, tentu mempengaruhinya dalam rangka menuju kebaikan yang akan membawa dampak positif. 5. Pengembangan Sumber Daya Ekonomi (PSDE) Sesuai dengan namanya PSDE berarti kegiatannya berwirausaha yang berpedoman pada agama Islam. PSDE kaitanya mengupayakan kesejahteraan sosial di bidang ekonomi. PSDE mendidik mahasiswa untuk mandiri. 6. Kemuslimahan Kemuslimahan jika dikaitkan dengan tujuh ranah PLS hampir sama dengan Pemberdayaan Perempuan, yang membedakannya adalah basis/dasarnya. Jika di pemberdayaan perempuan mempunyai dasar yang umum atau bersifat universal, kemuslimahan mempunyai dasar spiritual. Namun jika dipandang dari sudut tujuannya keduanya sama, meningkatkan kualitas hidup kaum hawa. 7. Jaringan Jaringan termasuk bidang yang baru diesmikan pada tahun 2012, atau bisa dikategorikan baru. Jaringan mempunyai peran di luar kampus yaitu menjalin hubungan dengan Sie Korohanian Islam di luar fakultas terutama dengan Unversitas/Perguruan Tinggi lain, ataupun mengadakan kegiatan di luar kampus yang mengandung unsur edukatif religius. Tim Riset dan Jaringan ini sebagia penggerak keilmuan di KMIP sesuai dengan perkembangan pendidikan. KMIP sekarang menjadi koordinator nasional Pendidikan Keguruan Ilmu Pendidikan, ini merupakan usaha dari kawan-kawan Tim Jaringan. Di atas merupakan sebagian usaha yang dilakukan KMIP. Pada organanasi pada hakikatnya adalah usaha yang direalisasikan dengan adanya gerakan. Gerakan dikategorikan lagi menjadi 2: a. Gerakan Intelektual Gerakan intelektual yaitu gerakan nyata/kebijakan yang dilakukan suatu organisasi yang sifat mendidik ke arah yang lebih, tentu sasarannya adalah manusia. b. Gerakan Sosial Gerakan sosial adalah gerakan nyata/kebijakan yang dilakukan individu ataupun kelompok ataupun organisasi yang sifatnya sosial. Bentuknya berupa pengabdian keda masyarakat dan sebagainya. Apakah bisa gerakan sosial dan intelektual dapat disatukan? Pada dasarnya dua gerakan tadi seolah-olah terpisah, namun praktiknya dapat disatukan yaitu gerakan sosial yang intelektual. Gerakan sosial yang intelektual dapat diklasifikasikan menjadi, 1) comunity service yaitu komunitas yang memberikan pelayanan baik kepada masyarakat dalam langka menuju ke arah yang lebih baik. 2) Comunity development yaitu usaha mengembangkan kapasitas, pengetahuan serta keterampilan pada anggota, pengurus ataupun masyarakat, pola pengembangannya disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan latar belakang budayanya. 3) Comunity environment, memanfaatkan potensi yang ada pada lingkunagan untuk memajukan manusia, dan diartikan tidak sebatas itu saja diantaranya menyesuaikan, memperbaiki, memperbaharui. Lalu apakah KMIP termasuk ke dalamnya? Tentu, karena pada bidang-bidang KMIP sudah memenuhi syarat, bahkan diusahakan untuk terus lebih baik. Masih banyak UKM¬-UKM lain yang mengusahakan kesejahteraan sosial. Namun penulis akan membahas mengenai usaha, dan gerakan KMIP untuk mencapai kesejahteraan sosial. Seperti apakah contoh konkretnya? KMIP akan manjawab pertanyaan tersebut. Salah satunya dengan kegiatan bakti sosial di Gunungkidul, Ponjong, Gedaren II. Selain mengadakan penyembelihan kurban, KMIP juga mengadakan kegiatan edukatif melalui permainan, yang dikhususkan untuk anak-anak. Sebelum hari raya Kurban, KMIP sudah merencanakan (membuat kebijakan) akan mengadakan bakti sosial di Gunungkidul, kecematan Ponjong, dusun Gedaren II. Bakti sosisal merupakan suatu gerakan yang berkaitan dalam kesejahteraan sosial, namun baksos KMIP bukan sekedar mengarah ke aspek ekonomi, terdapat juga aspek spiritual, pendidikan, yang titik sasaranya adalah anak-anak dusun tersebut. Berikut gerakan sosial yang mendidik. Baksos Idhul Adha di Gunungkidul Ponjong Gedaren II “Indahnya Berbagi dalam Ukhuwah Islamiyah” Alasan KMIP memilih lokasi penyembelihan hewan kurban di dusun Gedaren II, Kecematan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul karena di dusun tersebut minim akses dari luar maupun kurang mendapat perhatian, apalagi dengan melihat mutu pendidikan di sana, aktivitas SD saja di tempat mereka tidak ada, menurut kepala dusun Gedaren II dulu sempat ada aktivitasnya, namun karena jumlah muridnya yang kurang, aktivitasnya SD tersebut dihentikan atau ditutup .Sekolah Dasar tersebut, sekarang hanya berisikan kursi dan meja tanpa peserta didik maupun pendidik. Disini penulis akan mengulas latar belakang Idhul Adha. Secara harfiah hari raya Idhul Adha adalah hari raya kurban. Idhul Adha dilatarbelakangi dengan pengorbanan Nabi Ibrahim, Siti Hajar dan anaknya yang bernama Ismail yang pantas dicontoh atau diteladani. Gerakan atau aktivitas kurban ini merupakan salahsatu wujud dari gerakan kesejahteraan sosial baik dari segi spiritual, sosial, maupun pendidikan. Dari segi spiritual dan pendidikan tadi, kita dapat belajar dari kisah nabi Ibrahim yang tingkat cintanya lebih banyak kepada anaknya dibanding dengan Tuhannya. Karena perilaku nabi Ibrahim tersebut maka Allah memerintahkan kepada nabi Ibrahim untuk menyembelih anaknya, pesan tersebut disampaikan melalui mimpi, nabi Ibrahim sempat ragu dengan mimpinya karena dia khawatir mimpinya itu datang dar syaitan, namun karena mimpi tersebu berulang tiga kali. Akhirnya nabi Ibrahim benar-benar yakin dengan mimpinya datang dari Allah, namun kegelisahan nabi Ibrahim tidak sampai disitu, dia begitu risau/ bingung bagaimana ia menyampaikan perintah Allah ini kepada anaknya bahwa dia harus menyembelih anaknya sendiri. Pendek cerita nabi Ismail atau anak dari nabi Ibrahim bertanya kepada ayahnya yang terlihat kebingungan, ayahnyapun menjelaskan apa yang sebenarnya ia pikirkan. Singkat cerita nabi Ismail rela disembelih jika perintah tersebut benar dari Allah. Akhirnya nabi Ibrahim meminta izin kepada istrinya Siti Hajar. Kemudian siti Hajar ini menyetujui dengan berlinang air mata. Tibalah saatnya penyembilahan nabi Ismail, mata nabi Ismail ditutup dengan sebuah kain, nabi Ibrahim juga siap, ketika nabi Ibrahim akan menyentuhkan pisaunya ke anaknya tiba-tiba nabi Ismail ditukar dengan seekor hewan ternak dengan waktu sekejapnya. Sungguh peristiwa yang tak pernah disangka, dari kisah tersebut merupakan latar belakang penyembelihan hewan kurban. Dari kisah tersebut pula kita belajar keteladanan dari keluarga nabi Ibrahim dan keluarganya. Pada hari raya ‘Idhul Adha ini kami Keluarga Muslim Ilmu pendidikan kampus Mandala mengadakan agenda tahunan yaitu melakukan kurban di luar kampus atau wilayah yang dianggap missfortune, seperti yang sudah dibahas di atas kami memilih dusun Gedaren II, Ponjong, Gunungkidul. Tujuan baksos adalah berbagi dengan warga yaang bena-bernar membutuhkan, selain itu kawan-kawan PGSD memanfaatkan moment ini dengan mengadakan outbond yang sasarannya adalah anak-anak dusun Gedaren II. Sebelum tim KMIP benar-benar terjun ke masyarakat, tentu KMIP membentuk kepanitiaan agar daya kerja terorganisir dan melakukan tugas dengan optimal, bisa disebut dengan Tim KMIP yang terbagi menjadi kelompok ikhwan dan kelompok akhwat. Untuk pencarian hewan kurban sendiri kami mendapatkannya melalui donatur-donatur dengan cara mengajukan proposal atau menghubunginya melalui ponsel. Proses mendapatkan hewan kurban sendiri tidak mudah, butuh keuletan untuk meyakinkan donatur ataupun mencarinya, serta kesabaran. Alkhamdulillah tim KMIP mendapatkan seekor kambing, 2 ekor domba, serta 20 kg daging sapi yang siap didistribusikan. 2 domba tersebut berasal dari donatur Wonosari. Tim mengambil dombanya di Wonosari sedangkan seekor kambing yang didapatkan dari Masjid Nurul Ahsri di Deresan, team KMIP membawa kambing tersebut dengan menggunakan sepedamotor perjalanannya juga membutuhkan waktu lebih kurang 2 jam dari kampus 2 ke dusun Gedaren II, pada saat perjalanan, kelompok ikhwan mengalami kesulitan karena kelompok ikhwan tidak mengetahui lokasinya apalagi salah satu dari kami ada yaang membawa seekor kambing. Kambing tersebut sempat berulah yaitu mengeluarkan urine serta feasesnnya. Kejadian tersebut adalah wajar, namun bagi kami peristiwa tersebut membuat perut terkocok. Yang tahu lokasinya adalah kelompok akhwat. Namun kelompok akhwat lebih dulu berangkat. Karena kelompok ikhwan menunggu utusan yang membawa kambing dari Masjid Nurul Ashri, namun dengan idzin Allah kelompok ikhwan berhasil sampai lokasi BAKSOS. Karena kelompok akhwat menganjurkan kelompok ikhwan untuk singgah serta bertanya di KAPOLRES Ponjong. Di sana juga kelompok ikhwan sempat dinasehati oleh Bapak Polisi. Kemudian tim KMIP melakukan agenda yang telah disusun, kawan-kawan KMIP bersosialisasi dengan warga. Warga menyambut kami dengan sukacita. Pada sambutan Bapak Dukuh, beliau memaparkan siap menerima para mahasiswa atau relawan yang melakukan kegiatan yang memajukan kualitas sumber daya manusia dusun Gedaren II dengan kata lain melakukan kegiatan yang berkaitan dengan kesejahteraan sosial. Kami melakukan takbir keliling yang bersertakan anak-anak dusun Gedaren II, serta melibatkan pemuda-pemuda dusun Gedaren. Dengan tujuan mengakrabkan diri dan tampak kekeluargaan kami. Pada keesokan harinya atau hari Sabtu, salah satu dari tim KMIP menyembelih hewan kurban, dan sekarang bertambah tiga hewan kambing dari warga dusun Gedaren II berupa kambing jadi total ada 6 hewan ternak yang di sebelih. Tim KMIP dengan penduduk warga Gedaren II menyembelih 4 hewan ternak berupa kambing jantan tentunya, sedangkan 2 domba lagi masih berada di Wonosari sehingga salah satu dari Tim KMIP harus menjemputnya (mengambil hewannya ke Wonosari). Dua diantara Tim KMIP yang bernama Aji dan Bayu menjemput atau mengambil domba dari Wonosari menggunakan mobil warga dusun Gedaren II, di sana mereka ditawari agar domba tersebut disembelih di Masjid sana, kemudian dagingnya kami bawa ke dusun Gedaren II, namun karena beberapa pertimbangan mereka lebih memilih domba tersebut disembelih di dusun Gedaren II, pertimbangannya yaitu mereka merasa tidak enak karena dari pihak warga sudah menyediakan mobil, untuk apa menggukan mobil toh kalau disembelihnya di sana, sebab mobil sendiri dugunakan untuk membawa domba hidup. Hewan ternak sendiri disembelih oleh warga, sedangkan kami membantu dalam proses pemotongaan dagingnya serta pembagian hewan kurban secara merata dan adil. Untuk pembagian/pendistribusian dagingnya kami meminta bantuan dari warga berupa data-data warga dusun Gedaren II agar adil merata. Prosedurnya warga datang ke Masjid untuk mendapatkan haknya, adapun warga yang belum sempat mengambil haknya, kami menitipkan daging kepada orang yang sudah mendapatkannya, tentu orang yang dititipi jarak rumahnya tidak terlalu jauh dengan warga yang belum mendapatkan haknya. Secara simbolis juga salah satu kami mengadakan foto dengan warga yang telah menerima daging hewan kurban. Alkhamdulillah kami dapat mendistribusikan hewan kurban dengan baik. Adapun warga, walaupun pada saat pendistribusian daging sempat ada kepala keluarga yang terlupakan. Pada akhirnya masalah tersebut dapat terselesaikan Pasca penyembelihan hewan kurban kawan-kawan PGSD yang merupakan penggagas acara BAKSOS ini, mengadakan kegiatan yang mendidik besama anak-anak dengan medaia permainan. Tentu anak-anak merupakan bidang garapan mereka. Permainan yang bernilai edukatif diaktualisasikan oleh mereka. Anak-anak dusun Gedaren tampak ceria. Ini merukan rangkain kegiatan terakhir dari acara BAKSOS. Setelah kegiatan tersebut Tim KMIP beristirahat, setelahnya Tim KMIP bermamitan kepada warga. Sukseslah acara baksos KMIP.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar